Dalam dunia dermatologi yang terus berkembang, kebutuhan akan teknologi yang efektif, minim invasif, dan multifungsi semakin meningkat. Salah satu inovasi yang kini mulai mendapat perhatian luas di lingkungan klinis adalah Cold Atmospheric Plasma (CAP). Teknologi ini menawarkan pendekatan baru dalam terapi kulit dengan potensi besar dalam mempercepat penyembuhan, mengurangi infeksi, dan memperbaiki berbagai kondisi dermatologis, tanpa menyebabkan kerusakan termal pada jaringan sehat.

CAP adalah plasma non-termal yang dihasilkan pada tekanan atmosferik dan suhu rendah, menjadikannya aman untuk diaplikasikan langsung ke kulit tanpa menimbulkan rasa panas atau luka bakar. Kandungan aktif dalam CAP — termasuk ion, elektron, sinar UV, dan Reactive Oxygen and Nitrogen Species (RONS) — bekerja secara biologis untuk memberikan efek antiinflamasi, antibakteri, dan regeneratif yang kuat. Hal ini memungkinkan CAP untuk diaplikasikan pada berbagai kasus dermatologis, baik medis maupun estetika.

Dari sisi klinis, CAP telah menunjukkan efektivitas tinggi dalam penanganan luka kronis, jerawat inflamasi, rosacea, eksim, psoriasis, hingga hipertrofik dan keloid scar. Efek bakterisidal dan biofilm-disruptive dari CAP sangat mendukung pengobatan kasus jerawat yang resisten terhadap antibiotik topikal. Pada pasien dengan luka atau kondisi kulit sensitif, CAP dapat mempercepat proses re-epitelisasi tanpa merangsang inflamasi berlebih, menjadikannya pilihan ideal untuk terapi suportif pada luka bakar ringan, ulkus diabetikum, atau luka pasca prosedur ablasi.

Dari perspektif estetika medis, CAP juga menunjukkan hasil menjanjikan dalam rejuvenasi kulit, perbaikan tekstur, pengurangan pigmentasi, serta peningkatan elastisitas kulit. Banyak klinik dermatologi kini mulai mengintegrasikan CAP sebagai prosedur non-ablasi yang dapat dikombinasikan dengan microneedling, PRP, laser fraksional, atau radiofrekuensi, tanpa meningkatkan risiko komplikasi atau memperpanjang downtime. Efek stimulasi fibroblas dan kolagenogenesis dari CAP menjadi nilai tambah dalam prosedur anti-aging.

Untuk praktik klinis, CAP menghadirkan keunggulan dari sisi keamanan, efisiensi waktu, dan kenyamanan pasien. Sebagian besar prosedur CAP dapat dilakukan dalam waktu 10–20 menit tanpa anestesi, dengan hasil klinis yang terlihat dalam beberapa kali sesi. Pasien juga dapat kembali beraktivitas langsung setelah terapi, menjadikan CAP sangat sesuai untuk praktik dermatologi modern yang mengedepankan hasil cepat dan downtime minimal.

Bagi dokter dan pemilik klinik yang ingin memperluas layanan, CAP adalah investasi teknologi yang strategis. Dengan spektrum indikasi yang luas dan potensi peningkatan outcome terapi, CAP tidak hanya menjawab kebutuhan klinis yang belum terpenuhi oleh teknologi konvensional, tetapi juga memperkuat positioning klinik dalam menawarkan layanan dermatologi yang mutakhir dan berbasis bukti.

Dengan landasan ilmiah yang terus berkembang dan aplikasi yang semakin luas, Cold Atmospheric Plasma bukan sekadar tren sementara, tetapi sebuah lompatan inovatif menuju era dermatologi regeneratif dan presisi.

Depok, 4 Juni 2025

dr. Maryanti, M. Biomed (AAM)